AKU

Ini aku dalam ceritaku. Cerita naif tentang cinta dan harapan-harapan di dalamnya. Cinta yang tak terungkap dan tak sampai. Klise.
Ceritaku yang berawal dari dari mimpi yang kumaknai secara berlebihan. Hidupku terlalu klasik bagai dongeng. Penuh harapan dan perumpamaan. Aku yang senang terbuai mimpi, selalu memaknai setiap detik hidupku dengan tingkat dramatis tinggi. Aku si penghayal. Si pemimpi sejati. Hidupku selalu penuh dengan kejutan, itulah penilaianku. Orang menyebutnya kebetulan, tapi aku lebih suka menyebutnya dengan takdir. Aku mencintai kejutan-kejutan hidup dan selalu bermimpi aku akan menemukan kejutan-kejutan lebih banyak lagi.
Aku mencintaimu lewat mimpi. Buatku, pertemuan kita lewat mimpi bukan sebuah kebetulan. Ini seperti ikatan abstrak buatku. Ikatan yang tak terlihat namun mampu menyeretku kedalam potongan-potongan cerita yang sulit sekali kususun. Aku menyebutnya dengan kosmik. Semua orang mengatakan aku berlebihan. Tapi buatku ini adalah kekuatan mimpiku. Buatku ini adalah salah satu kejutan hidup.
Kamu kian liar dalam layar imajinasiku. Berlari kesana-kemari dan memenuhiku dengan sesak. Aku nyaris tidak sanggup menyimpanmu sendirian. Tak heran banyak mereka yang tahu aku mencintaimu. Kurasa kamu pun tahu aku mencintaimu. Entah dari mana kamu mengetahuinya, aku yakin kamu tahu. Mungkin sudah menjadi buah bibir semua orang. Atau mungkin saja memiliki mata di punggungmu yang mampu melihatku membisu ketika punggungmu berlalu dan akhirnya menghilang. Mungkin saja hatimu bicara padamu, tapi kamu tidak mau perduli.
Kamu semakin menyesakkan diriku. Aku nyaris tidak sanggup bergerak dalam duniaku senidiri. Duniaku sudah penuh dengan kamu yang berlari mengitarinya. Melompat-lompat lincah dengan senyummu yang terus mengembang. Namun, sekali lagi aku tidak berdaya. Aku tidak berdaya menghentikan semua gerak lincahmu. Aku tidak pernah sempat menghentikanmu untuk sekedar bicara. Untuk sekedar mengatakan aku mencintaimu. Aku tidak bisa terus begini. Aku tidak bisa membiarkanmu terus bebas berputar mengelilingi duniaku, datang dan menghilang tanpa sempat kukatakan aku mencintaimu. Namun entah mengapa aku tidak ingin menghentikanmu. Aku ingin kamu terus ada, memenuhi semua celah yang kumiliki, meskipun kata cinta ini tidak pernah kamu dengar. Mereka tidak pernah terungkap.
Perlahan aku bisa merasa cukup. Bahkan sangat cukup. Cukup untuk membangun perasaan ini sendirian. Cukup walaupun hanya menciptakanmu dalam maya. Kamu memang tidak untuk menjadi nyata untukku. Dan aku pun begitu.
Aku hanya menjadi anggka satu. Aku si ‘satu’ persen dari ribuan hal penting dalam hidupmu. Aku si ‘satu’ yang tidak pernah kamu ingat. Aku bukan si ‘satu’ yang kamu pikirkan sebelum tidur. Aku si ‘satu’ yang kamu abaikan. Aku si ‘satu’ yang mengganggumu karena terlalu mencintaimu. Aku bukan si ‘satu’ yang kamu inginkan. Aku hanya si ‘satu’ yang mencintaimu tetapi kamu tidak. Aku si ‘satu’ yang bermimpi ketinggian.
Dan kamu tidak akan pernah berkata bahwa aku si ‘satu’ yang kamu cinta. Benar kan?
Namun bisakah kamu berkata bahwa aku si ‘satu’ yang kamu ingat dan akan selalu ingat ketika kamu melihatku, kamu akan ingat aku si ‘satu’ orang yang memperdulikanmu. Mengingatku bahwa aku si ‘satu’ yang mencintaimu tanpa alasan. Si ‘satu’ yang perduli kepadamu tanpa menginginkan balasan. Si ‘satu’ yang mampu menjadi sandaranmu atau menjadi uluran saat kamu jatuh dan ingin kembali tegak.
Inilah aku dengan ‘satu’ cintaku. Nyaris tak pernah terbagi karena hatiku telah memilih. Aku, satu. Satu itu kamu. Satu-satunya alasanku bertahan, satu-satunya yang menjadi tujuan.
P .s:
Aku telah merasa cukup mencintaimu dalam diam, melindungimu dalam jarak yang tak pernah mengikat kita. Aku merasa cukup berarti ketika aku ada saat kamu membutuhkan aku. Aku telah menjadi sesuatu yang bisa kamu sentuh. Aku bahagia mampu menjadi sesuatu yang kamu butuhkan. Meskipun aku hanya menjadi susunan-susunan kertas yang berisikan deretan huruf yang kamu bawa keruang kelas. Meskipun aku hanya dilihat saat kamu mau ujian. Aku sudah bisa bahagia. Semoga setiap kamu melihat buku itu kamu mengingatku dan mengingat soal ujian di kelas saat itu. Mengingat apa saja yang kamu tanyakan padaku saat kamu tidak bisa mengisi lembar jawabanmu. Karena aku selalu bisa mengingat pembicaraan itu. Bagaimana ekspresimu saat dosen melontarkan soal-soal yang sulit kamu jawab. Semoga nilai ujianmu bagus ya! Agar aku tidak hanya kamu ingat sebagai buku panduan ujian saja, tapi sebagai nilai ujianmu yang terbaik. Aku ada. Dan akan terus ada. Kamu tidak akan kesulitan mencariku. Aku selalu bisa kamu sentuh, seperti buku panduan ujian itu. Aku akan selalu ada kapanpun, bukan hanya ada ketika menjelang ujian saja, tidak seperti buku panduan ujian itu.
Aku si ‘SATU’ yang kamu kenal :')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKU INGIN JEDA

MELUKIS FEBRUARI